Pasar Terapung "Kalimantan Selatan"

      Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar tradisional yang berada di muara Sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di pasar ini, para pedagang dan pembeli melakukan aktivitas jual beli di atas perahu tradisonal. Perahu tersebut biasa disebut dengan nama jukung. Adapula jenis kapal bermotor yang ikut meramaikan aktivitas pasar ini, yakni klotok.
Pasar Terapung Muara Kuin merupakan salah satu bentuk pola interaksi jualbeli masyarakat yang hidup di atas air. Pasar ini dimulai setelah shalat Subuh dan akan berakhir ketika matahari telah beranjak naik atau sekitar jam 09.00 Wita. Apabila lewat dari jam tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa pasar bakal sepi. Hal ini dikarenakan para pedagang telah berpencar menyusuri sungai-sungai kecil, untuk menjual barang dagangnya kepada penduduk yang rumahnya berada di bantaran sungai.
Pasar terapung ini sudah ada lebih dari 400 tahun lalu dan merupakan sebuah bukti aktivitas jual-beli manusia yang hidup di atas air. Seperti halnya pasar-pasar yang ada di daratan, di pasar terapung ini  juga dilakukan transaksi jual beli barang seperti sayur-mayur, buah-buahan, segala jenis ikan, dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Pembelian dari tangan pertama disebut dukuh, sedangkan tangan kedua  yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan

     Namun sayang, kondisi aktraktif aktivitas jual-beli di atas perahu tersebut  semakin lama semakin pudar pamornya, baik karena jumlah jumlah pedagang yang semakin  sedikit, sikap penjual yang tidak lagi cukup bersahabat, ataupun kurangnya  dukungan dari pemerintah Kota Banjarmasin. Kebijakan pemerintah membangun pasar di darat dekat dengan Pasar Terapung Kuin dan pembangunan ratusan jembatan  rendah yang menghalangi akses lalu lintas sungai, baik langsung atau tidak,  merupakan salah satu penyebab semakin memudarnya aktivitas jual-beli di  floating market ini.
 
Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.
Mengunjungi Pasar Terapung Muara Kuin akan memberikan kenangan tak  terlupakan tentang bagaimana masyarakat yang hidup di atas air memenuhi  kebutuhan hidupnya. Selain itu, pengunjung juga akan mengetahui pola transaksi  jualbeli yang telah berumur lebih dari 400 tahun. Oleh karenanya, pasar ini menjadi saksi bisu perjalanan aktivitas ekonomi masyarakat Kalimantan Selatan. Sehubungan denngan hal tersebut, maka muncul pameo belum ke Banjarmasin jika belum mengunjungi Floating Market Muara Kuin.
Salah satu keunikan dari Pasar Terapung adalah desak-desakan antara perahu besar dan perahu kecil yang mencari pembeli, serta penjual yang bersliweran kesana kemari dan kapalnya yang dimainkan gelombang Sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.
Suasana berdesak-desakan antara perahu besar di pasar  terapung ini cukup unik dan khas. Para pengemudi jukung dengan mahirnya mengayuh dan mengejar pembeli atau penjual yang berseliweran kian kemari dan perahu mereka kerap oleng dimainkan gelombang Sungai Barito. Bagi wisatawan yang datang dari kota-kota besar, akan merasakan sensasi tersendiri ketika mengamati pedagang wanita dengan topi lebarnya berperahu  menjual hasil kebun atau makanan olahannya sendiri.
Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pada  pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung,  pembagian pedagang berdasarkan barang dagangan, dan tempat berjualan yang  selalu berpindah-pindah.
Bagi pengunjung yang hanya ingin bersantai, bisa menikmati secangkir teh  atau kopi, plus makanan/kue khas Banjar, sembari menikmati goyangan ombak yang  menerpa klotok yang ditumpangi. Pengunjung juga dapat menyaksikan rumah-rumah terapung (Rumah Lanting) yang berada di  sepanjang pinggiran sungai.
Lokasi, Pasar Terapung Muara Kuin terletak di aliran Sungai Barito, tepatnya di muara Sungai Kuin, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Bajarmasin, Kalimantan Selatan.
Cara Akses kesana?  Jika  berangkat dari pusat Kota Banjarmasin dengan menggunakan perahu mesin  atau yang biasa disebut klotok, diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk  menuju pasar yang berada di aliran Sungai Barito tersebut. Jika ingin lebih cepat sampai, pengunjung dapat menggunakan angkutan darat dengan menempuh rute Kota Banjarmasin  Desa Alalak. Dari Desa Alalak menuju lokasi Pasar Terapung yang jaraknya tidak begitu jauh pengunjung bisa mencarter klotok dengan harga Rp 70.000,00 (tergantung bisa tidaknya pencarter menawar harga). Dengan menyewa klotok, pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan aktivitas di floating market, tetapi  juga bakal diajak berwisata ke Pulau Kembang.
Tiket dan akomodasi : Tidak ada biaya masuk. Di tempat ini tersedia tempat penyewaan perahu klotok, rumah makan, warung-warung penjual makanan dan minumana ringan. Selain itu, di pasar ini  para pengunjung dapat bermalam di Rumah-Rumah Lanting yang berjejer di pinggir  sungai.
 

Tidak ada komentar: