Gangan Paliat adalah Salah satu
masakan khas urang Tabalong. dimana asal sumber masakan ini adalah dari
Kota Kelua, yang tepatnya lagi dari sebuah desa kecil yang namanya adalah
Desa Paliat, Desa Paliat sendiri berjarak kurang lebih 18 Km dari ibukota Tabalong
/ Kota Tanjung dan memakan waktu kira-kira 20 menit perjalanan normal.
Nama Gangan Paliat ini diambil dari Nama Si Pembuat gangan tersebut yaitu
Paliat. mungkin dari kebanyakan orang mengiri asal nama Gangan Paliat itu berasal dari nama desa paliat. namun dari informasi yang saya dapat dari nenek saya sendiri, yang merupakan penduduk asli setempat, dan begitu pula dengan saya. ternyata nama Gangan itu diambil dari Nama si Pembuat Gangan tersebut, yang pada jaman itu beliua sering di panggil oleh orang - orang Paliat, atas dasar itu lah, seiring dengan perkembangan jaman, Nama gangan itu dinamai gangan paliat.
dulu, nama desa ini bukan paliat namanya, melainkan desa Sie buluh, nah, setelah adanya pemekaran desa Maka desa yang saya tempati ini di namai desa Paliat, karena desa itu lebih populer dengan gangan Paliat tersebut.
Didalam gangan paliat, ikan utamanya
adalah ikan Baung, bisa juga digantikan dengan Ikan Gabus, Ikan Tauman dan bisa juga dengan Udang. Gangan
paliat ini tidak hanya terkenal di kota Kelua dan Tanjung saja, namun kelezatan
masakan ini mampu mengundang orang-orang dari luar daerah seperti Amuntai,
Paringin, Barabai dan kota lainnya hanya untuk datang ingin mencicipi gangan
paliat tersebut.
Umumnya, pemilik warung gangan Paliat adalah warga Desa Paliat. Namun, mencari masakan gangan Paliat tak perlu lagi ke Desa Paliat. Karena penjual masakan itu sudah menyebar di Kabupaten Tabalong. Seperti dilakoni Hj Mariam warga Desa Paliat RT 2, yang berjualannya Jumat dan Sabtu di kawasan Terminal Transit Regional Desa Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, sedangkan Sabtu sampai Kamis di Pasar Kelua, lalu Senin di Tamiyang Layang, Kalimantan Tengah.
Ditemui di lokasi berjualannya di samping Mal Thaybah kawasan terminal Mabuun, Ny Mariam didampingi sang suami Hj Zainuddin menceritakan, dia pernah mengikuti pameran dagang bertajuk The 5 Th SMEs’CO Festival gelaran Departemen Perindagkop, di Jakarta Convention Center dan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Yang menggembirakan, selama pameran pada 12-14 April 2007, Kabupaten Tabalong dengan menampilkan Gangan Paliat mampu menarik perhatian pengunjung.
Kalau kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan menonjolkan barang khas
daerah masing-masing, justru gangan Paliat terlihat lebih diminati.
“Siang hari kan pada lapar. Jadi, Gangan Paliat diserbu pengunjung yang bukan hanya warga Banjar saja. Seorang warga Jakarta yang bernama Ahmad Faruk, dia adalah pemilik restoran khas Indonesia di Singapura, mengajak kerjasama untuk membawa Gangan Paliat ke Singapura,” kata Ny Mariam.
“Siang hari kan pada lapar. Jadi, Gangan Paliat diserbu pengunjung yang bukan hanya warga Banjar saja. Seorang warga Jakarta yang bernama Ahmad Faruk, dia adalah pemilik restoran khas Indonesia di Singapura, mengajak kerjasama untuk membawa Gangan Paliat ke Singapura,” kata Ny Mariam.
Dikatakan suami Mariam, H Zainuddin. ketertarikan Ahmad Faruk disebabkan gangan Paliat mempunyai citra rasa nikmat dan hieginis. “Dia cenderung memilih penganan tidak berbau unsur kimia. Nikmat tidak berkurang tapi tinggi nilai kesehatannya. Kendati berlemak tapi diimbangi asam kuit yang mampu mengurangi masalah lambung atau gangguan pencernaan,”
Bumbu makanan ini 80 % terbuat dari kunyit dicampur santan kental dan asam kuit. Bumbu lainnya, kemiri, laos, daun serai, cabe merah, bawang merah. Ditambah penyedap rasa, air, garam, ikan basah semisal baung, patin, pipih, haruan, udang dan lain-lain.
Bagi yang belum pernah mencobanya
silahkan aja datang ke Kota Kelua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar